Pengertian Data Basis Pembangunan Manusia
Monday, March 23, 2020
Edit
A. Pendahuluan
Sejalan dengan amanat yang tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea 4, pembangunan yang dilaksanakan pemerintah intinya yaitu bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan yang dilaksanakan memerlukan banyak sekali faktor pendukung, baik itu berupa sumber daya alam dan sumber daya manusia. Pelaksanaannya akan berjalan sesuai dengan sasaran apabila kebijakan yang diterapkan didukung oleh data-data yang sempurna dan rasional, supaya hasil yang diperoleh mengenai sasaran. Karenanya duduk masalah pengumpulan dan penyajian informasi sebagai masukan dalam perumusan akal perencanaan pembangunan sangat penting untuk mendapat perhatian. Bagi perencana dan pembuat kebijakan perlu menyadari bahwa perencanaan akan berhasil guna bila data atau informasi yang dipakai memperlihatkan citra yang sebetulnya (represent reality).
Untuk lebih memantapkan visi, misi, dan seni manajemen pembangunan manusia, di perlukan suatu data yang dipakai sebagai anutan dalam penyusunan Laporan Pembangunan Manusia yang akurat dan representatif dalam mencerminkan kondisi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat di suatu wilayah. Data dasar (Data Basis) ini meliputi tidak hanya mengenai sektor-sektor sosial menyerupai pendidikan dan kesehatan, tetapi juga mengenai sektor-sektor ekonomi menyerupai PDRB per kapita.
B. Sumber Data
Perencanaan bagi program-program pelaksanaan pembangunan memerlukan informasi yang sanggup menyajikan citra sebetulnya di lapangan (represent reality). Semua informasi yang ada tersebut mempunyai kegunaan sebagai penunjang bagi analisis, monitoring dan penilaian suatu kebijakan. Dari sini sanggup dilihat pentingnya pemanfaatan data yang relevan dengan kualitas yang baik dan dari sumber yang terpercaya dikarenakan kecermatan dan konsistensi data sangat diharapkan untuk mencegah kekeliruan kesimpulan yang sanggup terjadi di lalu hari secara dini.
Sumber data yang dipergunakan dalam penyusunan Data Basis berasal dari sensus ataupun survei. Pengumpulan data sensus yang dilakukan setiap 10 tahun ini didasari pada karakteristik pokok suatu populasi. Ini memungkinkan untuk memperlihatkan citra kondisi data hingga level wilayah terkecil (desa). Sensus Penduduk, Sensus Pertanian, Sensus Ekonomi yaitu beberapa sensus yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS). Sedangkan data yang lebih rinci biasanya dihasilkan dari survei. Umumnya survei mempunyai karakteristik data yang lebih spesifik dan rinci dibandingkan sensus. Contoh survei yang dilaksanakan BPS yaitu Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Survei Penduduk Antar Sensus (Supas), dan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Survei pada umumnya bersifat “flow information”, yaitu informasi yang menggambarkan hasil suatu acara pada suatu periode tertentu, misalnya, jumlah penduduk usia 10 tahun keatas yang bekerja. Karena survei ini diwakili oleh sampel yang terbatas besarnya, maka data yang dihasilkan biasanya hanya sanggup menggambarkan keadaan suatu wilayah yang lebih besar, yaitu kabupaten atau propinsi.
Sumber data lain yang biasa dipakai yaitu dengan memanfaatkan sistem pelaporan yang dilakukan oleh Dinas/Instansi teknis sebagai hasil catatan manajemen pelayanan yang bersangkutan. Data yang dihasilkan mencerminkan informasi ihwal suatu acara yang telah dilakukan selama periode tertentu, contohnya bulanan atau tahunan.
C. Data Basis Pembangunan Manusia
Data Basis Indikator-indikator Pembangunan Manusia disusun sebagai sarana penunjang acara analisis situasi dan penyusunan planning pembangunan. File Data Basis terbagi atas file Kor (Core) yaitu file yang berisi informasi pokok, dan file Modul (Module) yaitu file yang berisi informasi rinci atau penunjang.
C.1. File Kor
Salah satu seni manajemen dalam pembangunan nasional yaitu peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) . Pentingnya dimensi pembangunan insan dalam PJP II, menuntut adanya suatu ukuran yang sanggup menggambarkan pencapaian hasil dari pembangunan manusia. Cakupan pembangunan insan itu sendiri pada hakekatnya meliputi penilaian kualitas fisik dan non fisik. Namun sebab indikator yang menggambarkan kualitas insan cukup banyak, maka dipilih tiga indikator utama yaitu indikator kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Ketiga parameter ini akan dipakai untuk menyusun suatu indeks komposit yang dinamakan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan pendekatan terbaru bagi pengukuran keberhasilan pembangunan yang bertitik sentral kepada pembangunan insan seutuhnya.
Parameter pertama yang dipakai untuk menganalisa pembangunan insan yaitu kesehatan yang diukur dengan Angka Harapan Hidup, parameter kedua, yaitu pendidikan, diukur dengan Angka Melek Hurup dan Rata-rata Lamanya Sekolah dan terakhir parameter ekonomi diukur dengan Daya Beli (Purchasing Power Parity).
File Kor selain untuk menghitung IPM, dipakai pula untuk menghitung indeks komposit lainnya yang dikembangkan UNDP, yaitu Indeks Pembangunan Jender (IPJ), Indeks Pemberdayaan Jender (IDJ) dan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM).
C.2. File Modul
File Modul terdiri dari data penunjang terhadap data atau indikator yang termasuk dalam file Kor. File Modul besar lengan berkuasa baik pribadi maupun tak pribadi terhadap banyak sekali indikator yang sanggup dihasilkan di dalam data pokok. Sebagai contoh, indikator kesehatan, angka janjkematian bayi dan penolong persalinan oleh tenaga medis. Secara pribadi atau tak pribadi kedua indikator tersebut sanggup mensugesti Angka Harapan Hidup.
Daftar indikator file kor dan file modul pada Data Basis ini, disajikan hingga kawasan tingkat Kabupaten/Kota. Hal ini dilakukan supaya sanggup dipakai untuk merancang intervensi yang berkaitan dengan sistem pelayanan untuk individu, komunitas dan merancang suatu agenda dan proyek. Intervensi ini pada kesannya sanggup dipakai untuk penyusunan strategi, monitoring sasaran agenda yang diimplementasikan hingga pemerintah kawasan tingkat II.