Pengertian, Syarat Dan Jenis Sosialisasi
Tuesday, March 24, 2020
Edit
Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi meliputi investigasi mengenai lingkungan kultural lingkungan sosial dari masyarakat yang bersangkutan, interaksi sosial dan tingkah laris sosial. Berdasarkan hal tersebut, sosialisasi merupakan mata rantai paling penting di antara sistem - sistem sosial lainnya, alasannya yakni dalam sosialisasi adanya keterlibatan individu-individu hingga dengan kelompok-kelompok dalam satu sistem untuk berpartisipasi.
Pengertian sosialisasi berdasarkan Charles R Wright yakni “Proses ketika individu mendapatkan kebudayaan kelompoknya dan menginternalisasikan hingga tingkat tertentu norma-norma sosialnya,sehingga membimbing orang tersebut untuk memperhitungkan harapan-harapan orang lain”(dalam Sutaryo,2005:156).
Sosialisasi merupakan proses belajar, intinya sifat insan yakni tidak akan pernah puas untuk mencar ilmu sesuatu hal yang belum diketahuinya, menyerupai mencar ilmu norma-norma untuk sanggup mengikuti keadaan dangan lingkungan sosialnya, hal tersebut sejalan dengan pendapat Peter L Berger bahwa sosialisasi merupakan proses dengan mana seseorang mencar ilmu menjadi anggota masyarakat (dalam Sutaryo,2005:156).
Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan mengenai sosialisasi, terletak pada objek dari sosialisasi yaitu masyarakat yang di lihat dari sudut hubungan antara manusia, dan proses yang di timbul dari hubungan insan di dalam masyarakat. Jadi, dalam sosialisasi terdapat interaksi antara insan sebagai anggota kelompok. Timbulnya kelompok-kelompok dalam masyarakat ialah alasannya yakni kedua sifat insan yang bertentangan satu sama lain, di satu pihak ingin berkerjasama, di pihak lain cenderung untuk bersaing dengan sesama insan untuk sanggup berkuasa. Kekuasaan merupakan kajian dan konsep dari politik mengenai hubungan sosialisasi.
Fred Greenstein menjelaskan pengertian sosialisasi politik dalam arti sempit dan luas yaitu:
1. Penanaman informasi yang di sengaja, nilai-nilai dan praktek-praktek yang oleh bahan-bahan intruksional secara formal ditugaskan untuk tanggung jawab.
2. Semua perjuangan untuk mempelajari, baik formal maupun informal, disengaja ataupun tidak direncanakan, pada setiap tahap siklus kehidupan dan termasuk didalamnya tidak secara eksplisit problem mencar ilmu saja, akan tetapi juga secara nominal mencar ilmu bersikap mengenai krakteristik-kerakteristik kepribadian yang bersangkutan ( dalam Rush & Althoff, 200:35).
Pada dasarnya penyebaran informasi mengenai nilai-nilai dan norma-norma yakni inti dari sosialisasi yang dilakukan oleh badan-badan atau kelompok-kelompok kepentingan untuk menanamkan nilai-nilai, sikap-sikap dan pengetahuan pada objek sosialisasi. Menurut David Easton dan Jack Dennis sosialisasi politik yakni suatu proses perkembangan seseorang untuk mendapatkan orntasi - orntasi dan pola tingkah lakunya (Rush & Althoff, 200:35).
Sosialisasi merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sebuah sistem pada seseorang dan bagaimana orang tersebut memilih jawaban serta reaksinya. Sosialisasi ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi dan kebudayaan dimana individu berada, selain itu juga ditentukan oleh interaksi pengalaman-pengalaman serta kepribadiannya.
Jenis Sosialisasi
Sosialisasi apabila dikaitkan dengan prosesnya, terdapat jenis-jenis sosialisasi. Menurut Peter L. Berger dan Luckman terdapat 2 jenis sosialisasi yaitu:
- Sosialisasi primer, sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan mencar ilmu menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi ini berlangsung pada ketika kanak-kanak.
- Sosialisasi sekunder, yakni suatu proses sosialisasi lanjutan sehabis sosialisasi primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat. (Wikipediaindonesia.melaluihttp://id.wikipedia.org/wiki/sosialisasi[13/07/2009] )
Kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu daerah tinggal dan daerah kerja. Dalam keduanya institusi tersebut, terdapat sejumblah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dan jangka waktu tertentu, bantu-membantu menjalani proses kehidupan dan diatur secara formal.
Syarat Terjadinya Sosialisasi
Sosialisasi merupakan sistem dalam kehidupan masyarakat yang sangat pnting. Berdasarkan hal tersebut sosialisasi memperlihatkan dua bantuan mendasar bagi kehidupan masyarakat yaitu:
- Pertama, memperlihatkan dasar atau kondisi kepada individu bagi terciptanya partisipasi yang efektif dalam masyarakat.
- Kedua, memungkinkan lestarinya suatu masyarakat alasannya yakni tampa sosialisasi akan hanya ada satu generasi saja hingga kelestarian masyarakat akan sangat terganggu. (Wikipediaindonesia.Melaluihttp://id.wikipedia.org/wiki/sosialisasi[13/07/2009]).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti meyimpulkan bahwa melalui sosialisasi masyarakat sanggup berpartisipasi untuk kepentingan hidupnya dan membuat generasi untuk kelestarian kehidupan selanjutnya. Selain itu, sanggup faktor lain yang menunjang proses sosialisasi yaitu faktor lingkungan, dimana di dalamnya interaksi sosial. Selain faktor lingkungan terdapat faktor-faktor lain yang mensugesti sosialisasi, diantaranya adalah:
- Apa yang disosialisasikan, merupakan bentuk informasi yang akan diberikan kepada masyarakat berupa nila - nila, norma - norma dan peran.
- Bagaimana cara mensosialisasikan, melibatkan proses pembelajaran.
- Siapa yang mensosialisasikan, institusi, media massa, individu dan kelompok. (Wikipediaindonesia.Melaluihttp://id.wikipedia.org/wiki/sosialisasi[13/07/2009])
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Michael Rush & Phillip Althoff bahwa setiap keberhasilan suatu proses sosialisasi politik ditentukan oleh faktor lingkungan dan keterkaitan unsur-unsur yang mempengaruhinya. Adapun unsur-unsur keberhasilan proses sosialisasi politik yaitu:
- Agen sosialisasi politik, yang terdiri dari keluarga, pendidikan media masa, kelompok sebaya, kelompok kerja, kelompok agama, selain itu, keberadaan kelompok kepentingan dan organisasi masyarakat memberi imbas sebagai distributor sosialisasi politik terhadap partisipasi masyarakat.
- Materi sosialisasi politik, yaitu pengetehuan, nilai-nilai dan sikap-sikap politik yang hidup di masyarakat.
- Mekanisme sosialisasi politik, di bagi menjadi 3 yaitu imitasi, intruksi, motivasi.
- Subjek-subjek atau target sosialisasi politik meliputi anak, remaja, dan dewasa.
- Pola sosialisasi politik diilustrasikan dalam sebuah gambar. (Rush dan Althoff, 2002: 37)
Agen sosialisasi merupakan kiprah utama dalam keberhasilan proses sosialisasi untuk mengembangkan atau menanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang terdapat dalam materi sosialisasi. Keberhasilan terdapat ditentukan oleh prosedur yang bersiklus dan digambarkan dalam pola proses sosialisasi yang baik. Apabila proses-proses tersebut sanggup tersusun maka penyebaran informasi mengenai materi sosialisasi sanggup dengan sempurna disampaikan kesasaran sosialisasi.
Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi yakni pihak-pihak yang melaksanakan atau melaksanakan sosialisasi. Terdapat empat distributor sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media masa dan lembaga pendidikan sekolah. Akan tetapi media dalam proses sosialisasi merupakan sarana tambahan, hal tersebut sejalan dengan pendapat Lane bahwa dasar sosialisasi dalam keluarga dan kiprah media masa hanyalah bersifat pelengkap (Susanto, 1992:163).
Pesan-pesan yang disampaikan distributor sosialisasi bernilai dan tidak samanya sejalan satu sama lain, misalnya apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan sanggup bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh distributor sosialisasi yang lain, tetapi yang mendapatkan pesan sanggup dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya dan media masa.
Materi Sosialisasi
Materi sosialisasi merupakan isi yang akan disampaikan kepada target sosialosasi. Pada dasarnya, materi sosialisasi harus mengandung nilai-nilai dan norma-norma. Adapun pengertian dari nilai dan norma berdasarkan Hasan Mustafa adalah
Nilai yakni prinsip - prinsip etika yang dipegang dengan kuat oleh individu atau kelompok sehingga mengikatnya dan sangat besar lengan berkuasa pada prilaku yang harus dipatuhi oleh setiap anggota suatu unit sosial sehingga ada sangsi negatifdanpositif(Wikipediaindonesia.melaluihttp://id.wikipedia.org/wiki/sosialisasi[13/07/2009).
Selain kedua unsur tersebut, dalam materi sosialisasi harus mengandung peran. Peran yakni seperangkat harapan atau tuntutan kepada seseorang untuk menampilkan prilaku tertentu alasannya yakni orang tersebut menduduki suatu setatus sosial tertentu, jadi kiprah materi sosialisasi harus mengandung kiprah yang berupa pengetahuan. Pengetahuan secara mendasar sifatnya yakni faktual (walaupun tidak esklusif), pengetahuan sanggup mendahului pembentukan nilai-nilai dan sikap-sikap begitupun sebaliknya. Pengetahuan sanggup dipakai untuk mendukung suatu nilai khusus atau suatu perilaku sehabis nilai dan perilaku terbentuk, selain itu pengetahuan dipengaruhi oleh nilai-nilai dan sikap-sikap.Sikap-sikapberkaitan dengan nilai-nilai dalam makna kepercayaan individu sanggup bermainkan peranan yang penting dalam penentuan reaksi terhadap rangsangan khusus dan terhadap pembentukan sikap-sikap ataupun pendapat-pendapat khusus, akan tetapi sikap-sikap sanggup mendahului nilai-nilai khususnya yang berlangsung pada dasar sosialisasi.
Mekanisme Sosialisasi
Mekanisme sosialisasi dalam mentransmisikan elemen-elemen dari sosialisasi melalui beberapa cara:
- Imitasi yakni merupakan peniruan terhadap tingkah laris individu-individu lain dan merupakan hal yang amat penting dalam sosialisasi pada masa kanak-kanak.
- Intuksi yakni lebih kurang merupakan kejadian klarifikasi dari, sungguhpun harus ditekankan bahwa hal itu tidak perlu hanya terbatas pada proses mencar ilmu formal.
- Motivasi yakni bentuk tingkah laris yang sempurna atau cocok yang dipelajari melalui proses coba-coba dan gagal individu yang bersangkutan secara pribadi mencar ilmu dari pengalaman mengenai tindakan sama cocok dengan perilaku dan pendapat sendiri. (Rush dan Allthof, 2002:40).
Cara imitasi lebih cocok diterapkan dalam sosialisasi untuk masa kanak-kanak. Intruksi lebih banyak dilakukan pada proses pembelajaran formal. Imitasi dan intruksi merupakan tipe-tipe khusus dari pengalaman, akan tetapi motivasi lebih banyak diidentifikasikan dengan pengalaman.
Subyek atau Sasaran Sosialisasi
Subyek atau target sosialisasi yakni masyarakat distributor sosialisasi memiliki tujuan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang terdapat dalam materi sosialisasi kepada masyarakat. Agen sosialisasi akan memobilisasi masyarakat untuk mendukung aktivitas yang sanggup pada materi sosialisasi dengan tujuan untuk mewujudkan harapan bersama
Pengertian masyarakat berdasarkan Harold J. Laski yakni sekelompok insan hidup bersama dan berkerja sama untuk tercapai terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama (Budiarjo,1993:34). Kehidupan masyarakat, meliputi hubungan antara individu dan kelompok, dalam lingkungan kelompok terdapat interaksi sosial antara masing-masing individu untuk sanggup memehami lingkungan satu sama lain.
Peranan sosialisasi dalam masyarakat pada umumnya tampak jelas, khususnya dalam masyarakat yang tengah atau telah cukup usang bangkit untuk menegakkan berdirinya tradisi-tradisi kemasyarakatan yang kuat,yang tetapkan stuktur dan penerapan-penerapan masyarakat. Sosialisasi merupakan bab yang sangat penting dari kegiatan mempelajari peranan kemasyarakatan. Proses sosialisasi dengan sendirinya telah memperlihatkan pelajaran terhadap kelompok masyarakat mengenai sistim interaksi antara kelompok-kelompoknya.
Pola Sosialisasi
Pola sosialisasi yakni proses yang berlangsung usang dan rumit yang dihasilkan dari perjuangan saling mensugesti diantara kepribadian individu dengan pengalaman-pengalaman yang relevan. Oleh alasannya yakni itu, untuk mempermudah hasil proses sosialisasi dibentuklah pola sosialisasi yang diilustrasikan dalam sebuah gambar. Pembuatan pola tersebut dilakukan sehabis proses sosialisasi berjalan yang akan berkaitan dengan unsur-unsur sebelumnya.
Lebih lanjut Ramlan Surbakti mengemukakan bahwa dari segi penyampaian pesan sosialisasi politik di bagi 2 yaitu:
- Pendidikan politik, merupakan suatu proses dialogika diantara pemberi dan peserta pesan melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma dan simbol politik negaranya dari banyak sekali pihak dalam sistem politik, menyerupai sekolah pemerintahan dan partai politik.
- Indoktrinasi politik, proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untik mendapatkan nilai. Norma dan simbol yang dianggap pihak yang bersangkutan, sebagai ideal dan baik, melalui banyak sekali lembaga pengarahan yang penuh paksa pisikologis dan latihan yang penuh disiplin (Surbakti, 1992:117-118).
Salah satu dari distributor sosialisasi politik sanggup kelompok-kelompok kepentingan yang memiliki tujuan untuk membolisasi masa dengan cara memperlihatkan pendidikan ihwal politik mengenai nilai-nilai dan norma-norma politik. Harapan dari kelompok kepentingan yakni timbal balik dari warga masyarakat yang telah mendapatkan pendidikan politik untuk sanggup berpartisipasi dalam mendukung pergerakan politik dan tujuan utama dari kelompok kepentingan.