Pengertian, Fungsi Dan Konsep Administrasi Perkebunan

MANaJEMEN PERKEBUNAN
1. PENDAHULUAN
Pada dikala ini, kata manajemen begitu terkenal di masyarakat. Namun apa sebetulnya pengertian manajemen itu sendiri orang selalu memperlihatkan pengertian yang berbeda-beda. Untuk itu dalam mempelajari manajemen perlu kita ketahui perihal pengertian manajemen, defenisi manajemen dan gunanya pendefenisian manajemen.

Secara sederhana istilah Manajemen diartikan sebagai USAHA YANG DILAKUKAN UNTUK MEMANFAATKAN SUMBER DAYA YANG DIMILIKI UNTUK MENCAPAI SASARAN TERTENTU. Dalam hal ini yang dimaksud dengan sumber daya yakni segala sesuatu yang dimiliki dan menjadi aset organisasi/perusahaan yaitu manusia, mesin dan peralatan, teknologi, materi dan dana.

Untuk mengetahui apa yang arti sebenarnya, beberapa pakar di bidang manajemen memperlihatkan pengertian, lantaran pengertian manajemen pada umumnya saling berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, tetapi selalu terdapat unsur-unsur kesamaannya. Beberapa pakar di bidang manajemen mencoba memperlihatkan pengertian dari manajemen itu :
  1. Jhon D. Millet =>> proses memimpin dan melancarkan pekerjaan dari orang-orang yang terorganisir secara formal sebagai kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  2. George R. Terry =>> proses tertentu yang terdiri atas merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan dan mengawasi. Keseluruhan proses itu dijalankan secara berurutan dalam rangka perjuangan mencapai sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan perantaran orang lain.
  3. Pakar lain (anonymous) =>> suatu proses yang dimanfaatkan seorang pemimpin suatu organisasi untuk memanfaatkan sumber-sumber yang dikuasai untuk mencapai tujuan secara ekonomis, efisien dan efektif
Perkebunan sebagai salah satu perjuangan agribisnis tidak bisa lepas dari penerapan prinsip ekonomi dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya. Prinsip ekonomi yang dimaksud yakni memaksimalkan laba dengan penggunaan sumber daya seminimal mungkin.

Dalam hal ini perusahaan dihadapkan dengan sumber daya yang terbatas dan harus dikelola dengan efisien. Di sinilah diharapkan prinsip atau sikap manajemen supaya tidak terjadi pemborosan sumber daya yang tersedia.

Tidak seorang pun menyukai pemborosan pikiran, tenaga, waktu, materi dan biaya serta kegagalan dalam perjuangan mencapai suatu tujuan. Oleh lantaran itu sebaiknya selalu menganut sikap manajemen, yang selalu memperhatikan perencanaan atau pemikiran, pengaturan atau persiapan, dan pemantauan terhadap pelaksanaan untuk mengetahui apakah akhirnya sudah sesuai dengan yang dikehendaki sebagaimana yang direncanakan sebelumnya.

2. RUANG LINGKUP MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Saat ini, kelemahan dalam manajemen kebun di Indonesia cukup banyak untuk diperhatikan. Kelemahan tersebut ada pada pengelolaan sumber daya alam, SDM maupun sumber dana. Sumber daya alam memang sangat mendukung pertumbuhan kelapa sawit. Namun kekurangannya perlu diimbangi supaya tercapai produksi yang optimal. 

Baru sebagian kecil kebun yang benar-benar sanggup menggali potensi tersebut. Kekurangan timbul lantaran kultur teknis yang digunakan menyimpang dari yang dianjurkan. Misalnya lantaran ingin menghemat biaya, pupuk yang dianjurkan ditukar dengan yang murah tetapi mutunya kurang baik atau dosisi yang dianjurkan dikurangi. Diberikan hanya satu kali setahun bahkan ada yang tidak memupuk. Pemberantasan hama kurang mendapat perhatian, penyisipan terlambat dilakukan dan teras, tapak kuda, benteng dan sistem pencegah pengikisan lainnya kurang memadai, demikian juga dengan drainase. Hal ini akan besar lengan berkuasa eksklusif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Disamping itu, sebagian disebabkan lantaran kurang akurasinya pengamatan sewaktu membuat studi kelayakan. Lahan dikatakan datar ternyata terjal atar berawa sehingga pembuatan jalan sulit dilakukan

Tata ruang dan teknologi yang direkomendasikan tidak sesuai dengan keadaan di lapangan. Selain itu, perencanaan yang telah disusun tidak sanggup dilaksanakan lantaran banyak sekali lantaran sehingga besar lengan berkuasa terhadap planning lainnya. Gangguan alam menyerupai kekeringan atau kebanjiran sebelumnya tidak diperhitungkan serta gangguan hama, terutama binatang liar cukup banyak memerlukan perhatian.

Dibidang sumber daya manusia, juga banyak memerlukan perhatian baik sewaktu membangun proyek maupun sesudahnya (terutama di tempat pengembangan) masalah sumber daya insan sangat penting. Bukan saja jumlahnya terbatas tetapi juga keterampilan yang kurang sehingga produktifitasnya rendah, partisipasi kurang, sosial budaya setempat belum sanggup mendapatkan kultural baru, perselisihan lahan serta kemampuan dari pemborong lokal sebagai kawan perjuangan yang masih terbatas.

Pembangunan perkebunan membutuhkan ketersediaan dana yang berkesinambungan. Jadwal kerja yang sudah ditetapkan harus sanggup dibiayai. Penundaan satu pos akan menjadikan mata rantai pekerjaan lain menjadi macet dan akan menimbulkan biaya tinggi. Oleh lantaran itu, maka manajemen pembiayaan harus mendapat perhatian.

Bagi kebun yang telah berproduksi masalah pokok sangat tergantung pada tenaga pemanen, jalan/transportasi, pabrik pengolahannya, kondisi tumbuhan dan kapasitas panen. Masalah transportasi sangat bergantung pada kondisi jalan dan iklim

Masalah pabrik merupakan masalah penting lantaran pembangunannya sering terlambat. Masalah teknis tidak banyak, tetapi masalah pengadaan dana sering menjadi penghambat. Terlambatnya pembangunan pabrik akan sangat merugikan pengusaha secara finansial maupun moril. Dampaknya akan sangat luas sekali lantaran akan mengurangi kepercayaan masyarakat kepada pengusaha. Dengan demikian sanggup dikatakan bahwa kiprah dari manajer puncak dalam pengambilan keputusan sangat penting. Keterbatasan pengalaman maupun pengetahuan manajer sanggup diatasi jika mau memanfaatkan tenaga hebat baik sebagai penasihat, konsultan maupun sebagai second opinion.

Lingkup manajemen perkebunan sangat luas dengan banyak sekali ragam dan kondisi. Manajemen dituntut supaya sanggup berbuat banyak sekali hal menyerupai berikut :
  1. Mengelola sumber daya alam sebaik-baiknya sehingga mendapatkan hasil yang optimal secara berkesinambungan tanpa menimbulkan pencemaran.
  2. Mengelola sumber daya insan yang jumlahnya mencapai ratusan orang, meningkatkan produktivitas, membuat kondisi yang serasi, menanamkan rasa mempunyai dan bisa menggiring untuk tolong-menolong mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Dalam hal ini manajemen harus sanggup membagi kiprah masing-masing lini
  3. Mengelola sumber dana yang terbatas sehingga semua planning sanggup berjalan sesuai acara yang telah ditetapkan.
  4. Mampu melihat perobahan yang terjadi baik di dalam maupun diluar yang berasal dari banyak sekali pihak serta harus sanggup mengantisipasi dan menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi.
  5. Harus sanggup menjalin kerjasama yang sebaik-baiknya dengan pihak ketiga apakah sesama usahawan, kawan usaha, instasi pemerintah, penyandang maupun calon pembeli
  6. Manajemen harus memilki satu sistem manajemen yang sanggup menjamin tersedianya data dan informasi yang ”up to date” dan akurat guna mendukung pengambilan keputusan.
3. PERANAN MANAJEMEN DALAM PERKEBUNAN
Manajemen agribisnis khususnya perkebunan, sudah ada di Indonesia semenjak berpuluh tahun yang kemudian ketika perkebunan-perkebunan besar dibuka oleh bangsa asing. Manajemen tentunya diubahsuaikan dengan kebutuhan serta kondisi waktu itu dan perobahan yang timbul. Apa yang diterapkan kini yakni modifikasi dari konsep terdahulu ditambah dengan teori-teori gres yang sebelumnya tidak ada dan perangkat teknologi yang lebih canggih menyerupai komputerisasi dan komunikasi.

Manajemen bermanfaat bukan hanya untuk perusahaan atau organisasi, melainkan juga untuk semua kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu supaya berhasil dengan baik. Perilaku manajemen tidak hanya mengatur yang telah ada, tetapi juga bisa memecahkan problem dan mencarikan jalan keluarnya.




Dalam kiprah sehari-harinya, manajemen akan menghadapi sumber daya alam yang sewaktu-waktu sanggup berubah dan harus bisa menyesuaikannya. Diperlukan pula perhatian khusus lantaran bekerja pada areal yang luas. Manajemen perkebunan harus bisa menghimpun kelompok yang terdiri atas puluhan hingga ribuan pekerja dalam banyak sekali tingkat keahlian. Sumber daya insan ini tidak terlepas dari masalah sosial dan budaya yang beragam.

Perkebunan merupakan pelaksana prinsip industrialisasi dibidang pertanian. Adanya kemajuan teknologi yang terus menerus membuat insan lebih diminta berperanan setapak demi setapak berpindah dari sumber energi menjadi pemikir.

Tugas pembinaan sumber daya insan yakni mengembangkan potensi yang ada serta bagaimana mengurangi dan meniadakan hambatan-hambatan terhadap terealisasinya kegiatan manajemen.

Pada tingkat estate dan mill, seorang Asisten sebagai base-level management, intinya yakni manager di divisinya. Oleh lantaran itu Asisten diharapkan bisa menerapkan dasar kegiatan manajemen dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari untuk mencapai tujuan perusahaan.

4. FUNGSI MANAJEME
Fungsi manajemen yakni elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan menempel di dalam proses manajemen yang akan dijadikan teladan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Manajer =====>>>> Mengelola fungsi-fungsi ====== >>>> Tujuan
  • Perencanaan
  • Organisasi
  • Pelaksanaan
  • Pengawasan
Perencanaan (Planning)
Kegiatan seorang manajer yakni menyusun rencana. Menyusun planning berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki,. Agar sanggup membuat planning secara teratur dan logis, sebelumnya harus ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya.

Pengorganisian (Organizing)
Pengorganisasian atau organizing berarti membuat suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga relasi antar bagian-bagian satu sama lain dipengaruhi oleh relasi mereka dengan keseluruhan struktur tersebut.

Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam melaksanakan pengawasan dan memilih orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.

Menggerakkan (Actuating)
Menggerakkan atau Actuating yakni suatu tindakan untuk mengusahakan supaya semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Kaprikornus actuating artinya yakni menggerakkan orang-orang supaya mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara tolong-menolong untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan yakni kepemimpinan (leadership).

Pengawasan (Controling)
Pengawasan merupakan tindakan seorang manajer untuk menilai dan mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

5. SARANA MANAJEMEN
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diharapkan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu perjuangan untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6 M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.

Man (SDM)
Dalam manajemen, faktor insan yakni yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan insan pula yang melaksanakan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada insan tidak ada proses kerja, lantaran intinya insan yakni makhluk kerja. Oleh lantaran itu, manajemen timbul lantaran adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.

Money (uang/dana)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak sanggup diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan sanggup diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh lantaran itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan lantaran segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berafiliasi dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai honor tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.

Materials (bahan)
Materi terdiri dari materi setengah jadi (raw material) dan materi jadi. Dalam dunia perjuangan untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain insan yang hebat dalam bidangnya juga harus sanggup memakai bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan insan tidaki sanggup dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.

Machines (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan laba yang lebih besar serta membuat efesiensi kerja.

Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diharapkan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode sanggup dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu kiprah dengan memperlihatkan banyak sekali pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka akhirnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.

Market (pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting lantaran bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh lantaran itu, penguasaan pasar dalam arti membuatkan hasil produksi merupakan faktor memilih dalam perusahaan. Agar pasar sanggup dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

Dengan lebih sederhana, seorang Asisten estate dan mill harus bisa melaksanakan banyak sekali kegiatan untuk menjamin seluruh sumber daya yang dimiliki (dalam kontrolnya) sanggup digunakan untuk mencapai tujuan/target secara efektif dan efisien. Kegiatan-kegiatan ini disebut sebagai PROSES MANAJEMEN.

6. STRUKTUR ORGANISASI
Bisnis perkebunan yakni bisnis global, sehingga sikap bisnis dan dinamika perubahan lingkungan mau tidak mau harus menyesuaikan dengan perkembangan global. Salah satu yang sangat besar lengan berkuasa terhadap bisnis tersebut yakni struktur organisasi.

Guna terwujudnya struktur organisasi yang solid, diharapkan manajemen seni manajemen untuk memilih seni manajemen dan arah yang digunakan perusahaan haruslah sesuai/cocok. Pengelolaan perusahaan yang baik merupakan satu syarat penting bagi terciptanya kinerja perusahaan secara wajar.

Manajemen perkebunan mempunyai tujuan tertentu yang ditelah ditetapkan dalam acara jangka panjang maupun jangka pendek. Tujuan tersebut ada yang terang sanggup dihitung secara fisik, namun ada yang tidak sanggup dihitung dan perlu diketahui oleh semua pihak. Tujuan tersebut harus sanggup dijelaskan secara fisik dan didistribusikan pada setiap lini, pada setiap unit kerja bahkan hingga kepada setiap individu. Pencapaian sasaran yang dinyatakan secara kuantitatif akan gampang dilaksanakan. Sasaran tersebut sanggup dibagi berdasarkan waktu kerja contohnya harian, mingguan, bulanan, tahunan dan lima tahunan.

Pada dasarnya pimpinan harus meneliti secara cermat struktur organisasi yang sedang berjalan dan bertanya “apakah perusahaan mempunyai organisasi yang sempurna untuk mendukung seni manajemen yang dibentuk ?” Organisasi merupakan salah satu factor terpenting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh lantaran organisasi diartikan sebagai kumpulan dari beberapa orang yang secara tolong-menolong berusaha mencapai suatu tujuan. Tujuan tersebut hanya sanggup tercapai dengan adanya pembagian kerja. Jika suatu dikala seni manajemen dirubah maka perusahaan wajib untuk merubah atau menyesuaikan struktur organisasinya supaya cocok dengan seni manajemen yang baru.

Dalam struktur organisasi yang utuh terdapat jenjang organisasi yakni tingkat-tingkat satuan organisasi yang di dalamnya terdapat pejabat, kiprah serta wewenang tertentu berdasarkan kedudukannya dari atas ke bawah dalam fungsi tertentu. Dilihat dari jenjang organisasi sanggup dibedakan atas tiga macam, yaitu:
  1. Struktur organisasi pipih (flat top organization), yaitu struktur organisasi yang melaksanakan jenjang organisasi antara 2 hingga dengan 3 tingkat. 
  2. Struktur organisasi datar, yaitu struktur organisasi yang melaksanakan jenjang organisasi hingga dengan 4 tingkat.
  3. Struktur organisasi curam, yaitu struktur organisasi yang melaksanakan jenjang organisasi hingga dengan 5 tingkat. 
Struktur Organisasi Divisi
Dari ketiga macam struktur organisasi tersebut di atas, struktur organisasi divisi yang ideal atau yang berlaku pada dikala ini sesuai model struktur organisasi pipih.

Demi keberhasilan penerapan struktur organisasi, penting diperhatikan “Kesatuan Perintah”. Kesatuan perintah yakni tiap pejabat hanya sanggup diperintah dan bertanggung jawab kepada seorang pejabat atasan tertentu. 
Dalam struktur organisasi divisi, Mandor I hanya sanggup diperintah oleh Asisten dan bertanggung jawab kepada Asisten. Dalam buku “Management Analysis Concepts and Cases” :
  • Tidak ada orang sanggup melayani dua kepala
  • Tidak ada anggota suatu organisasi sanggup melapor kepada lebih dari seorang atasan
Garis-garis susukan perintah dan tanggung jawab harus dengan terang memperlihatkan dari siapa seorang pejabat mendapatkan perintah dan kepada siapa ia bertanggung jawab. Sebaliknya, harus terang pula kepada siapa ia melapor dan dari siapa ia memperoleh laporan. 

Tidak adanya kesatuan perintah menimbulkan kebingungan dan keraguan dari bawahan dan menimbulkan ketidakjelasan tanggungjawab. Sebab apabila ada perintah Mandor I dan beberapa mandor, akan menimbulkan pertanyaan perintah manakah yang harus didahulukan. Kepada siapa karyawan tersebut bertanggung jawab, kepada atasan eksklusif atau pejabat atasan tadi (contoh : antara mandor perawatan dan Mandor I), hal ini tidak terang berakibat kacaunya organisasi.

7. PEMBAGIAN KERJA DI DIVISI
Pada struktur divisi dalam pekerjaan lapangan, Asisten dibantu Mandor I. Mandor I membawahi mandor dan krani dan pada lapisan terbawah yakni karyawan/pekerja. Proporsi manajerial dan proporsi keterampilan Asisten, Mandor I, Mandor, Krani dan Karyawan sanggup digambarkan sebagai berikut. 

Asisten sebagai komponen manajemen mempunyai proporsi manajerial yang lebih banyak didominasi dibandingkan mandor dan karyawan, namun harus mempunyai sedikit proporsi keterampilan. Asisten dituntut trampil supaya sanggup memperlihatkan contoh eksklusif di lapangan, contohnya teknik menyemprot.

Proporsi yang kurang lebih sama antara manajerial dan keterampilan yakni pada Mandor I, Mandor dan Krani. Dalam sehari-hari Mandor I, Mandor dan Krani bekerja dengan menerapkan unsur manajemen dan keterampilan dalam porsi yang berimbang. Mandor I, Mandor dan Krani lebih banyak berafiliasi eksklusif dengan karyawan, sehingga perlu memperagakan teknik bekerja pada karyawan. 

Personil Pelaksana 
Pembagian kerja sehari-hari dimulai setiap pagi pada kegiatan Morning Call (ligkaran pagi) berdasarkan planning kerja harian yang dibentuk satu hari sebelumnya. Mandor yang bertanggung jawab terhadap karyawan mendistribusikannya sesuai dengan planning kerja yang dibentuk Asisten.

8. STRATEGI KERJA
Pengertian dasar manajemen yakni perjuangan yang dilakukan untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai sasaran tertentu. Dalam perjuangan mencapai sasaran diharapkan seni manajemen kerja yang bisa diterapkan diubahsuaikan dengan situasi dan kondisi di unit kerja. Agar berhasil dalam menerapkan seni manajemen kerja, pada umumnya dibutuhkan keterampilan, teknik memberi perintah dan pemantauan hasil kerja berupa umpan balik.

8.1. Keterampilan
Ada tiga keterampilan yang perlu dimiliki oleh Asisten sebagai supervisor, supaya seni manajemen kerja dalam proses manajemen berjalan dengan efektif yaitu:

1. Keterampilan Teknis
Keterampilan teknis yakni pemahaman dan kecakapan melaksanakan acara tertentu. 
Keterampilan ini mencakup pengetahuan dan pemahaman konsep, proses dan metode dalam suatu bidang tertentu. Keterampilan ini diharapkan untuk mengenali, menganalisis dan memecahkan masalah dalam bidang tertentu.

2. Keterampilan Konseptual
Keterampilan konseptual yakni pemahaman dan kecakapan dalam menilai/melihat keterkaitan antar kegiatan dan antar unit serta menilai dampak dari keputusannya terhadap organisasi secara keseluruhan.

3. Keterampilan Sosial 
Keterampilan sosial yakni kemampuan untuk berafiliasi dan berinteraksi dengan orang lain. Termasuk di dalamnya yakni kemampuan untuk mengekspresikan diri melalui tingkah laris dan ucapan sehingga dimengerti oleh orang lain. Juga bisa memahami tingkah laris orang lain.

Ketiga macam keterampilan di atas sesungguhnya dimiliki oleh siapapun yang menjadi pimpinan unit dalam organisasi. Hanya saja ada perbedaan kadar keterampilan yang dibutuhkan. Bagi seorang supervisor, keterampilan teknis dan manusiawi lebih banyak dibutuhkan daripada keterampilan konseptual. Hal ini disebabkan oleh kegiatan seorang supervisor yang sangat banyak terlibat dalam hal-hal teknis dan berafiliasi dengan manusia, dalam hal ini dengan bawahannya.

8.2. Pemberian Perintah
Pemberian perintah diartikan sebagai perjuangan supaya orang lain mau dan sanggup mengerjakan suatu kiprah sesuai dengan apa yang kita harapkan. Beberapa hal yang penting diperhatikan supaya dukungan perintah sanggup efektif adalah:
1. Kesiapan akseptor perintah
Karyawan yang terlibat harus terlatih, terampil dan bisa secara fisik untuk melaksanakan apa yang diperintahkan. Hasil yang baik gres sanggup dicapai bila pelaksana ‘mau’ mengerjakan apa yang diperintahkan. Perintah harus dirumuskan secara terang mengenai apa dan bilamana kiprah tersebut harus dilaksanakan.

2. Fakta di belakang suatu perintah
Dalam memperlihatkan suatu perintah, tunjukkan atau perlihatkan fakta-fakta atau kondisi-kondisi yang menimbulkan perintah tersebut perlu dilaksanakan.

3. Nyatakan hasil yang diharapkan
Sebaiknya besaran perihal hasil yang diharapkan sanggup ditentukan secara kuantitatif, contohnya dalam satuan waktu, jumlah dan lain-lain. 

4. Tindak lanjut (Follow up)
Memberikan perintah saja pada hakikatnya gres menuntaskan separuh pekerjaan. Sesungguhnya yang lebih penting yakni separuh pekerjaan yang lain, yaitu mengikuti perkembangan dukungan perintah selanjutnya yaitu apakah perintah dilaksanakan sesuai dengan apa yang diharapkan. 

Dalam melaksanakan seni manajemen kerja sering sasaran tidak tercapai lantaran terjadinya kesalahan dalam dukungan perintah. Beberapa hal yang sering menghambat efektivitas pelaksanaan kiprah antara lain adalah:
  1. Bicara tidak tegas atau memakai kata-kata yang tidak sepenuhnya mendukung arti perintah tersebut.
  2. Susunan perintah tidak teratur dan sembarangan. Sebaiknya diusahakan supaya arahan tersebut disusun dalam urutan yang logis dan tidak membingungkan.
  3. Terlalu cepat menganggap pelaksana sudah mengerti apa yang diharapkan dari dirinya, padahal pada kenyataannya mungkin pelaksana belum memahami kiprah tersebut sepenuhnya.
8.3. Umpan Balik
Sebagai seorang supervisor, Asisten dalam bekerja harus menjalankan fungsi pengendalian. Dengan melaksanakan pengendalian, maka kemungkinan terjadinya penyimpangan di lapangan sanggup diperkecil. Jika penyimpangan tidak sanggup dihindarkan lagi, maka resikonya sanggup diperkecil. Salah satu alat pengendalian terhadap tingkah laris bawahan yakni memperlihatkan umpan balik. 

Dalam mengambil tindakan terhadap bawahan atau karyawan, seorang Asisten harus menyelidiki terlebih dulu apakah penyimpangan terjadi lantaran kekurangan pada karyawan atau lantaran hal-hal di luar kendali karyawan tersebut. Asisten haruslah terus mendorong bawahan supaya prestasinya terpelihara atau ditingkatkan.

Setiap evaluasi perlu mempunyai dasar terhadap mana prestasi kerja sanggup diukur/dibandingkan. Sasaran/standar perlu dirumuskan dengan terang sehingga Asisten mempunyai dasar untuk menilai secara objektif. Standar hasil kerja merupakan suatu pernyataan mengenai apa (hasil) yang diharapkan dari karyawan dalam melaksanakan kiprah dan tanggung jawabnya menyerupai yang tercantum dalam uraian pekerjaan.

Dengan demikian standar hasil kerja yang diharapkan di lapangan merupakan tolok ukur bagi Asisten dalam menilai hasil kerja bawahan/karyawan, sekaligus merupakan sumber informasi yang sangat membantu bagi karyawan untuk mengetahui taraf perkembangan dirinya pada setiap saat. 

Umpan balik merupakan informasi yang diterima pelaksana mengenai prestasi kerjanya. Orang akan lebih gampang meningkatkan atau memelihara prestasinya bila mendapat umpan balik secara teratur. Sebagai konsekuensinya, supervisor harus memperlihatkan umpan balik yang segera dan sempurna mengenai prestasi bawahannya. Umpan balik sifatnya informal, sehari-hari diberikan untuk kiprah tertentu serta mempunyai tujuan simpulan untuk pengembangan pribadi

Dalam memperlihatkan umpan balik, Asisten memerlukan informasi baik yang berasal dari pihak ketiga maupun dari karyawan sendiri. Dalam mencari informasi ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu bertanya, mendengar dan menjawab dengan cara, sikap dan kata-kata yang baik. 

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memperlihatkan umpan balik:
1. Tujuan
Memberikan umpan balik harus diyakini benar-benar untuk kebaikan bawahan dan bukan untuk menghilangkan kejengkelan.

2. Umpan balik positif dan negatif
Selain untuk memberitahukan kekurangan bawahan, umpan balik sanggup digunakan untuk hal-hal yang positif (kekuatan atau kelebihannya).

3. Dapat diperbaiki
Untuk umpan balik yang negatif, harus diketahui terlebih dahulu apakah kekurangan tersebut sanggup diperbaiki atau tidak. Bila tidak sanggup diperbaiki, umpan balik jangan diberikan.

4. Siap menerima
Perlu dipikirkan dukungan umpan balik sempurna dengan mempertimbangkan keadaan emosional bawahan (tenang, gelisah, tergesa-gesa, murka dsb).

5. Hubungan
Umpan balik akan lebih efektif bila pemberi dan akseptor sudah mengenal cukup baik.

6. Alternatif
Ada kemungkinan bila seseorang mendapatkan umpan balik yang negatif, ia akan menanyakan tindakan perbaikannya kepada pemberi umpan balik. Dalam hal ini sebaiknya pemberi umpan balik sudah siap dengan beberapa alternatif yang mungkin sanggup digunakan. 

7. Non evaluatif
Pada umumnya tidak ada orang yang bahagia dinilai kekurangannya, maka umpan balik sebaiknya diberikan dalam bentuk yang non-evaluatif. Bila mustahil sanggup juga memperlihatkan terlebih dahulu umpan balik yang positif. Biasanya orang akan lebih siap mendapatkan umpan balik yang negatif setelah diberitahu mengenai hal-hal yang positif mengenai dirinya.

8. Satu per satu
Janganlah memperlihatkan umpan balik terlalu banyak pada suatu dikala lantaran hal ini hanya akan membingungkan dan mungkin mematahkan semangat seseorang.

9. Kesempatan untuk berdiskusi
Memberikan umpan balik yang positif maupun yang negatif, biasanya akseptor menginginkan klarifikasi lebih banyak. Berilah kesempatan.

9. SASARAN PENGEMBANGAN
Pengembangan Organisasi 
Berbagai langkah untuk meningkatkan efektivitas organisasi yang independen. yakni lebih difokuskan pada organisasi yang lebih ramping, dinamis dan bisa menyesuaikan dengan perkembangan eksternal, serta bisa mendukung pengambilan kebijakan yang cepat, sempurna dan akurat. 

Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Perkebunan-perkebunan kini telah dan terus mempersiapkan SDM yang kompeten yang tidak saja mempunyai kemampuan keilmuan dan ketrampilan yang handal, tetapi juga integritas dan rasa tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Tentu saja hal tersebut disertai dengan penyempurnaan sistem manajemen SDM yang ada supaya lebih mendukung pelaksanaan tugas.

Langkah-langkah peningkatan kualitas sumber daya insan telah dirumuskan dengan menyusun seni manajemen pengembangan sumber daya insan yang ditempuh dengan menyempurnakan sistem penerimaan, promosi, mutasi, dan pendidikan serta pelatihan. Di samping itu, mengembangkan nilai-nilai yang sesuai dengan pencapaian kiprah visi dan misi yaitu melalui pengembangan budaya kerja yang sesuai dengan tuntutan Undang-undang No. 23/1999 dan sanggup diimplementasikan oleh seluruh pegawai serta sanggup meningkatkan bantuan pencapaian kinerja.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel