Mengapa Insan Disebut Sebagai Makhluk Sosial ?

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Menurut kodratnya, Manusia yaitu makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa nalar pikiran yang berkembang serta sanggup dikembangkan. Dalam hubungannya dengan insan sebagai makhluk sosial, insan selalu hidup bersama dengan insan lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina semenjak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam banyak sekali bentuk, alasannya yaitu itu dengan sendirinya insan akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga alasannya yaitu pada diri insan ada dorongan dan kebutuhan untuk bekerjasama (interaksi) dengan orang lain, insan juga tidak akan sanggup hidup sebagai insan bila tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa proteksi insan lainnya, insan mustahil sanggup berjalan dengan tegak. Dengan proteksi orang lain, insan sanggup memakai tangan, sanggup berkomunikasi atau bicara, dan sanggup membuatkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Dapat disimpulkan, bahwa insan dikatakan sebagai makhluk sosial, alasannya yaitu beberapa alasan, yaitu;
1). Karena insan tunduk pada hukum yang berlaku.
2). Perilaku insan mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
3). Manusia mempunyai kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4). Potensi insan akan berkembang bila beliau hidup di tengah-tengah manusia.

Ciri insan sanggup dikatakan sebagai makhluk sosial yaitu adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud yaitu dengan insan satu dengan insan yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi insan terdiri dari tiga hal yakni :
1). Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana insan berinteraksi satu sama lain.
2). Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi insan yang direndahkan maka akan mempunyai hasrat yang tinggi untuk bekerjasama dengan orang lain kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi ibarat semula.
3). Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melaksanakan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran supaya terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel