Teknik Penyusunan Soal Bentuk Uraian Dan Tanggapan Singkat
Sunday, March 22, 2020
Edit
Teknik Penyusunan Soal Bentuk Uraian Dan Jawaban Singkat
Banyak alat atau instrument yang sanggup dipakai dalam aktivitas evaluasi, salah satunya yaitu tes. Istilah tes tidak hanya terkenal di lingkungan persekolahan, tetapi juga diluar sekolah bahkan masyarakat umum. Disekolah, tes ini sering juga disebut dengan tes prestasi belajar. Tes ini banyak dipakai untuk mengukur prestasi berguru penerima didik dalam bidang kognitif menyerupai pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Dari banyak sekali jenis tes, dalam makalah ini kelompok kami akan membahas mengenai tes bentuk uraian (Essay), dalam tes bentuk uraian (Essay) penerima didik dituntut untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan balasan dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu dengan lainnya. Dilihat dari luas sempitnya materi yang ditanyakan, tes bentuk uraian dibagi menjadi dua yaitu uraian terbatas dan uraian bebas. Sedangkan, dilihat dari pendekatan atau cara tunjangan skor. Betuk uraian dibagi menjadi bentuk uraian objektif dan bentuk uraian non objektif.
Dalam menyusun soal bentuk uraian (Essay) sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan bentuk soal uraian (Essay), selain itu diharapkan adanya teknik-teknik dalam menjawab soal uraian (Essay) biar menjadi lebih gampang dan dalam pengoreksian bentuk soal uraian terdapat beberapa metode pengoreksian soal, diantaranya metode per nomor, metode per lembar, metode bersilang, analytical method, sorting method, point method dan rating method, dalam tes bentuk uraian juga terdapat beberapa kelebihan dan kekurangannya.
Selain bentuk soal urain dalam makalah ini juga membahas mengenai soal balasan singkat. Soal balasan singkat merupakan soal yang menuntut penerima tes untuk memperlihatkan balasan singkat berupa kata, frase, nama, tempat, nama tokoh, lambang, atau kalimat yang sudah pasti.
Pengembangan Tes Bentuk Uraian (Essay)
Istilah tes berasal dari bahasa Prancis, yaitu “ testum “, berarti piring yang dipakai untuk menentukan logam mulia dari benda-benda lain, menyerupai pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Tes merupakan suatu cara yang dipakai dalam rangka melakukan aktivitas pengukuran, pernyataan atau serangkaian kiprah yang harus dikerjakan atau dijawab oleh penerima didik untuk mengukur aspek sikap penerima didik. Dalam rumusan ini terdapat beberapa unsur penting. Pertama, tes dipakai dalam rangka aktivitas pengukuran. Kedua, di dalam tes terdapat banyak sekali pertanyaan uraian atau pernyataan atau serangkaian kiprah yang harus dijawab dan dikerjakan oleh penerima didik. Ketiga, tes dipakai untuk mengukur suatu aspek sikap penerima didik. Keempat, hasil tes penerima didik perlu diberi skor dan nilai.
Bentuk uraian (Essay) sanggup dipakai untuk mengukur kegiatan-kegiatan berguru yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian, lantaran menuntut penerima didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan balasan dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya. Jadi, bentuk uraian (Essay) yaitu segala bentuk ujian dimana kita harus menjawab pertanyaan dengan memakai bahasa kita sendiri.
Bentuk uraian disebut juga bentuk subjektif lantaran dalam pelaksanaannya sering dipengaruhi oleh faktor subjektivitas guru. Dilihat dari luas sempitnya materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini sanggup dibagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas dan uraian bebas.
1. Uraian terbatas
Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, penerima didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat balasan penerima didik itu beraneka ragam, tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.
2. Uraian bebas
Dalam bentuk ini penerima didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh lantaran itu, setiap penerima didik mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap harus mempunyai pola atau patokan dalam mengoreksi balasan penerima didik nanti.
Berdasarkan pada pendekatan atau cara tunjangan skor bentuk uraian dibagi menjadi dua, yaitu bentuk uraian objektif dan bentuk uraian non objektif.
1) Bentuk uraian objektif
Bentuk uraian menyerupai ini mempunyai sehimpunan balasan dengan rumusan yang relatif lebih niscaya sehingga sanggup dilakukan penskoran secara objektif. Anthony J. Nitko ( 1996 ) menjelaskan bentuk uraian terbatas sanggup dipakai untuk menilai hasil berguru yang kompleks, yaitu berupa kemampuan-kemampuan, menjelaskan kekerabatan sebab-akibat, melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip, mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan, merumuskan hipotesis dengan tepat, merumuskan perkiraan yang tepat, melukiskan keterbatasan data, merumuskan kesimpulan secara tepat, menjelaskan metode dan prosedur, dan hal-hal sejenis yang menuntut kemampuan penerima didik untuk melengkapi jawabannya.
Dalam penskoran bentuk soal uraian objektif, skor hanya dimungkinkan memakai dua kategori, yaitu benar atau salah. Untuk setiap kata kunci yang benar diberi skor 1 (satu) dan untuk kata kunci yang dijawab salah atau tidak di jawab diberi skor 0 (nol). Dalam satu rumusan balasan sanggup mengandung lebih dari satu kata kunci sehingga skor maksimum balasan sanggup lebih dari satu. Kata kunci tersebut sanggup berupa kalimat, kata, bilangan, symbol, gambar, grafik, ide, gagasan atau pernyataan. Diharapkan dengan pembagian yang tegas menyerupai ini, unsure subjektivitas sanggup dihindari atau dikurangi.
Adapun langkah-langkah tunjangan skor soal bentuk uraian objektif yaitu :
- Tuliskan semua kata kunci atau kemungkinan balasan secara terperinci untuk setiap soal.
- Setiap kata kunci yang dijawab benar diberi skor 1. Tidak ada skor setengah untuk balasan yang kurang sempurna. Jawaban yang diberi skor 1 yaitu balasan sempurna, balasan lainnya yaitu 0.
- Jika satu pertanyaan mempunyai beberapa sub-pertanyaan, perincilah kata kunci dari balasan soal tersebut menjadi beberapa kata kunci subjawaban dan buatkan skornya.
- Jumlah skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal tersebut. Jumlah skor ini disebut skor maksimum.
2) Bentuk Uraian Non-Objektif ( BUNO )
Bentuk soal menyerupai ini mempunyai rumusan balasan yang sama dengan rumusan balasan bebas, yaitu menuntut penerima didik untuk mengingat dan mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasan-gagasan pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat memungkinkan adanya unsure subjektivitas. Bentuk uraian bebas sanggup dipakai untuk menilai hasil berguru yang bersifat kompleks, menyerupai kemampuan menghasilkan, menyusun dan menyatakan ide-ide, memadukan banyak sekali hasil berguru dari banyak sekali bidang studi, merekayasa bentuk-bentuk orisinal ( menyerupai mendesain sebuah eksperimen ), dan menilai arti atau makna suatu ide.
Dalam penskoran soal bentuk uraian nonobjektif, skor dijabarkan dalam rentang. Besarnya rentang skor ditetapkan oleh kompleksitas jawaban, menyerupai 0 – 2, 0 – 4, 0 – 6, 0 – 8, 0 – 10 dan lain – lain. Skor minimal harus 0, lantaran penerima didik yang tidak menjawab pun akan memperoleh skor maksimum ditentukan oleh penyusun soal dan keadaan balasan yang dituntut dalam soal tersebut.
Cara Menyusun Soal-Soal Uraian ( Essay )
Untuk menyusun soal – soal essay yang lebih efektif, perlu kiranya guru atau pembuat tes memperhatikan saran – saran menyerupai berikut:
- Sebelum memulai menulis soal yang dimaksud, hendaknya terperinci dalam pikiran kita proses mental manakah yang kita harapkan dari murid untuk menjawab soal tersebut.
- Gunakanlah materi – materi atau himpunan materi – materi dalam menyusun soal-soal essay tersebut.
- Mulailah pertanyaan atau soal essay itu dengan kata – kata menyerupai : “bandingkan”, berilah alasan, berilah contoh – contoh yang sesuai, terangkan bagaimana, jelaskan apa yang akan terjadi jika...dan jelaskan bagaimana pendapat anda.
- Tulislah pertanyaan atau soal essay itu sedemikian rupa sehingga kiprah apa yang harus dilakukan siswa terperinci dan tidak mempunyai arti ganda bagi setiap murid.
- Soal essay bekerjasama dengan hal – hal yang merupakan “ controversial issue “ dalam masyarakat.
- Usahakan biar soal essay yang kita susun itu benar – benar sanggup menyebabkan sikap yang kita kehendaki untuk dilakukan oleh siswa.
- Sesuaikan panjang pendeknya dan kompleksitas balasan dengan tingkat kematangan siswa.
Beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal bentuk uraian yaitu materi, konstruksi, dan bahasa. Secara rinci kaidah tersebut diuraikan di bawah ini:
1) Materi.
- Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal arus mananyakan sikap dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.
- Batasan pertanyaan dan balasan yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas.
- Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran.
- Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas.
2) Konstruksi
- Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus memakai kata tanya atau perintah yang menuntut balasan terurai, seperti: mengapa uraikan, jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah. Jangan memakai kata tanya yang tidak menuntut uraian, misalnya: siapa, di mana, kapan. Demikian juga kalimat tanya yang hanya menuntut balasan “ya” atau “tidak”.
- Buatlah petunjuk yang terperinci perihal cara mengerjakan soal.
- Buatlah pedoman penyekoran segera sehabis soalnya ditulis dengan cara menguraikan komponen yang akan dinilai atau kriteria penyekoranya, besarnya skor bagi setiap komponen, serta rentangan skor yang sanggup diperoleh untuk soal yang bersangkutan.
- Hal – hal lain yang menyertai soal menyerupai tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya, harus disajikan dengan terperinci dan terbaca sehingga tidak menyebabkan penafsiran yang berbeda.
3) Bahasa
- Rumusan kalimat soal harus komunikatif, yaitu memakai bahasa yang sederhana dan memakai kata-kata yang sudah dikenal siswa.
- Butir soal menngunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Rumusan soal tidak memakai kata-kata/kalimat yang menyebabkan penafsiran ganda atau salah pengertian.
- Jangan memakai bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan dipakai untuk tingkat tempat atau nasional.
- Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang menyinggung perasaan siswa.
Teknik Dalam Menjawab Bentuk Soal Uraian Atau Essay Agar Mendapatkan Hasil Yang Memuaskan.
1. Perencanaan waktu.
Pertama kali yang harus kita perhatikan yaitu merencanakan waktu yang akan kita habiskan untuk setiap pertanyaan. Jika kita tidak berhati – hati merencanakan waktu, kita bisa menghabiskan waktu terlalu banyak pada satu soal yang agak sulit dan membuang waktu untuk soal yang lebih mudah. Guru yang baik seringkali membantu mahasiswa / pelajar dengan menuliskan alokasi waktu yang dibutuhkan pada setiap soal. Hal ini tentu sangat membantu murid. Namun demikian, kita harus merencanakan penyelesaian ujian ini sesuai dengan kemampuan kita. Alokasi yang ditetapkan biasa saja tidak sesuai dengan alokasi yang kita buat. Kecuali tentunya pada test psikologi dimana kita tidak dibenarkan memakai waktu lebih dari yang dialokasikan.
2. Mengikuti petunjuk
Ujian essay sangat ditentukan oleh petunjuk dan arahan pada pertanyaan yang diberikan. Perhatikanlah kata-kata penting yang dipakai dalam petunjuk umum maupun petunjuk khusus. Misalnya petunjuk sebutkan berbeda dengan jelaskan. Juga kata-kata bandingkan dengan ulaslah.
Jika anda diminta untuk menyebutkan anda tidak perlu memperlihatkan klarifikasi terinci untuk masing-masing item yang anda sebutkan, kecuali memang diminta (sebutkan dan jelaskan). Sebab, hal ini akan membuang waktu anda, sedangkan pemerikasa tidak akan memperlihatkan nilai komplemen untuk ini. Sebaliknya, jika anda diminta menjelaskan, berikan klarifikasi yang gampang dimengerti, jangan berbelit-belit dan gunakan bahasa yang baik.
Beberapa perintah atau petunjuk ujian essay perlu di mengerti benar apa maksudnya. Berikut ini disajikan beberapa kata kunci yang sering dipakai dalam ujian beserta sedikit penjelasannya.
Sebutkan. Disini anda cukup menyebutkan istilah atau kalimat tertentu saja. Sebaiknya anda memperlihatkan nomor atau aksara untuk memudahkan perhitungan.
Berikan definisi. Disini anda diminta untuk memperlihatkan pengertian suatu istilah dengan singkat dan jelas. Jangan memperlihatkan klarifikasi terinci, tetapi juga harus sanggup membedakan dengan istilah lain yang hampir bersamaan.
Jelaskan. Instruksi ini menuntut lebih banyak pengertian kita terhadap materi yang ditanyakan dan kemampuan kita mengekspresikan pengertian kita. Berikanlah penilaian anda secara jelas, bagaimana hal tersebut terjadi dan berikan alasan – alasan yang diperlukan.
Bandingkan. Disini biasanya kita diminta membandingkan dua keadaan. Dalam hal ini terangkan sifat – sifat dan kualitas keadaan / sesuatu yang diminta. Tunjukkan persamaan dan perbedaan satu dengan yang lainnya.
Gambarkan. Berikan gambar, diagram atau struktur dari sesuatu yang diminta. Jangan lupa memperlihatkan label / petunjuk tertentu biar pemeriksa mengetahui bahwa kita mengerti akan apa yang kita gambarkan. Pada beberapa kasus diharapkan klarifikasi singkat.
Buktikan. Dalam ujian matematika atau ilmu niscaya lainnya perintah ini seringkali keluar. Disitu kita harus menunjukan secara sistematika matematika atau teori yang telah dikenal sebelumnya. Dalam bidang ilmu sosial, kita juga bias memperlihatkan bukti dengan mengutip fakta – fakta dan alasan – alasan logis yang menunjukan kebenaran hal yang ditanyakan.
3. Tulisan dan bahasa
Ingatlah bahwa dalam ujian essay, kita harus menjelaskan atau memperlihatkan kemampuan kita melalui goresan pena tidak ada kesempatan untuk mengoreksi atau membenarkan apa yang kurang terperinci ( menyerupai pada ujian verbal ) oleh karenanya, syarat utama untuk sukses dalam ujian ini yaitu goresan pena kita harus gampang dibaca. Selain goresan pena yang gampang dibaca, tentu saja anda harus menjawab pertanyaan dengan tata bahasa yang baik.
4. Menyudahi ujian
Seperti juga dalam menyelasaikan ujian pada umumnya, sebelum kita serahkan, periksalah sekali lagi ( jika anda masih punya waktu ). Dalam ujian essay ini, anda juga mungkin akan memperlihatkan koreksi terhadap balasan anda, anda mungkin ingin menambahkan satu kata kalimat untuk memperjelas balasan anda.
Metode Pengoreksian Soal Bentuk Uraian
Untuk mengoreksi soal bentuk uraian sanggup dilakukan dengan tiga metode, yaitu metode per nomor (whole method), metode per lembar (separated method), dan metode bersilang (cross metode).
- Metode per nomor : Disini guru mengoreksi hasil balasan penerima didik untuk setiap nomor. Misalnya, guru mengoreksi nomor satu untuk seluruh penerima didik, kemudian nomor dua untuk seluruh penerima didik, dan seterusnya. Kebaikannya yaitu tunjangan skor yang berbeda atas dua balasan yang kualitasnya sama hampir tidak akan terjadi, lantaran balasan penerima didik yang satu selalu dibandingkan dengan balasan penerima didik yang lain, sedangkan kelemahannya yaitu pelaksanaannya terlalu berat dan memakan waktu banyak.
- Metode per lembar. Disini guru mengoreksi setiap lembar balasan penerima didik mulai dari nomor satu hingga dengan nomor terakhir. Kebaikannya yaitu relatif lebih murah dan tidak memakan waktu banyak, sedangkan kelemahannya yaitu guru sering member skor yang berbeda atas dua balasan yang sama kualitasnya atau sebaliknya.
- Metode bersilang. Guru mengoreksi balasan penerima didik dengan jalan menukarkan hasil koreksi dari seorang korektor kepada korektor yang lain. Dengan kata lain, jika telah selesai dikoreksi oleh seorang korektor, kemudian dikoreksi kembali oleh korektor yang lain. Kelebihannya yaitu faktor subjektif sanggup dikurangi, sedangkan kelemahannya yaitu membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak.
Disamping metode-metode diatas, ada juga metode lain untuk mengoreksi balasan soal bentuk uraian, yaitu
- Analytical method, yaitu suatu cara untuk mengoreksi balasan penerima didik dan guru sudah menyiapkan sebuah model jawaban, kemudian di analisis menjadi beberapa langkah atau unsur yang terpisah, dan pada setiap langkah disediakan skor – skor tertentu.
- Sorting method, yaitu metode menentukan yang dipergunakan untuk memberi skor terhadap balasan jawaban yang tidak dibagi-bagi menjadi unsure-unsur. Jawaban-jawaban penerima didik harus dibaca secara keseluruhan.
Selanjutnya, guru juga sanggup memakai metode lain untuk tunjangan skor soal bentuk uraian, yaitu :
- Point method, yaitu setiap balasan dibandingkan dengan balasan ideal yang telah ditetapkan dalam kunci balasan dan skor yang diberikan untuk setiap balasan akan bergantung pada derajat kepadanannya dengan kunci jawaban. Metode ini sangat cocok dipakai untuk bentuk uraian terbatas, lantaran setiap balasan sudah dibatasi dengan kriteria tertentu.
- Rating method, yaitu setiap balasan penerima didik ditetapkan dalam salah satu kelompok yang sudah dipilah-pilah menurut kualitasnya selagi balasan tersebut dibaca.
Kelebihan dan Kekurangan Bentuk Tes Uraian
1. Kelebihan tes bentuk uraian antara lain :
- Menyusunnya relatif mudah
- Guru sanggup menilai penerima didik mengenai kreativitas, menganlisis dan mengsintesis suatu soal.
- Guru sanggup memperoleh data-data mengenai kepribadian penerima didik
- Peserta didik tidak sanggup mengira – nerka
- Derajat ketepatan dan kebenaran penerima didik sanggup dilihat dari ungkapan kalimat – kalimatnya.
- Sangat cocok untuk mengukur dan menilai hasil berguru yang kompleks, yang sukar diukur dengan mempergunakan bentuk objektif.
2. Kekurangan tes bentuk uraian antara lain :
- Sukar sekali menilai balasan penerima didik secara tepat dan komprehensif.
- Ada kecenderungan guru untuk memperlihatkan nilai menyerupai biasanya.
- Menghendaki respons-respons yang relatif panjang
- Untuk mengoreksi balasan diharapkan waktu yang lama
- Guru sering terkecoh dalam memperlihatkan nilai, lantaran keindahan kalimat dan tulisan, bahkan juga oleh lembar jawaban
- Hanya terbatas pada guru-guru yang menguasai materi yang sanggup mengoreksi balasan penerima didik sehingga kurang simpel bila jumlah penerima didik cukup banyak.
Soal Jawaban Singkat
Soal balasan singkat yaitu soal yang menuntut penerima tes untuk memperlihatkan balasan singkat berupa kata, frase, nama, tempat, nama tokoh, lambang, atau kalimat yang sudah pasti. Bentuk soal balasan singkat sangat tepat dipakai untuk mengukur kemampuan penerima tes yang sangat sederhana. Kemampuan yang dikur dengan balasan singkat yaitu kemampuan menyebutkan istilah, kemampuan menyebutkan fakta, kemampuan menyebutkan prinsip, kemampuan menyebutkan metode atau prosedur, kemampuan menginterpretasi data sederhana, kemampuan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan anak dan kemampuan melengkapi persamaan.
1. Jenis Soal
Dari segi rumusan kalimatnya, soal balasan singkat sanggup berupa kalimat perintah, kalimat tanya, dan kalimat yang tidak lengkap.
Soal balasan singkat dengan kalimat perintah, misalnya:
- Tuliskan ibu kota propinsi Sulawesi Tenggara
- Sebutkan alat indera untuk melihat
- Sebutkan warna bunga mawar.
Soal balasan singkat dengan kalimat tanya misalnya:
- Apa nama ibukota Negara Indonesia?
- Dengan cara apa korupsi diberantas?
- Dimanakah terjadinya gempa sunami?
Soal balasan singkat dengan kalimat yang tidak lengkap misalnya:
- Alat ini dinamakan….
- Peta disamping memperlihatkan Negara ….
- Gambar ini memperlihatkan permainan....
2. Unsur – unsur penyusunan soal balasan singkat
Dalam menulis soal bentuk balasan singkat, penulis soal harus mengetahui konsep dasar bentuk balasan singkat. Bentuk ini merupakan salah satu bentuk soal objektif yang jawabannya menuntut siswa untuk menjawab soal dengan singkat yaitu jawabannya sanggup berupa satu kata, kelompok kata/frasa, simbol matematika, atau angka.
Adapun wujud soal bentuk balasan singkat yaitu terdiri dan 5 unsur, yaitu:
- dasar pertanyaan (stimulus) bila diperlukan,
- pertanyaan,
- tempat jawaban,
- kunci jawaban,
- pedoman penskoran.
a. Materi
- Soal harus sesuai dengan indikator.
- Materi yang diukur sesuai dengan tuntutan balasan singkat.
b. Konstruksi
- Pernyataan disusun dengan bentuk pertanyaan eksklusif biar siswa lebih gampang merumuskan balasan singkat.
- Pernyataan disusun dengan bentuk pertanyaan yang menuntut balasan singkat pendek yang berupa sebuah kata, angka, simbol, atau kelompok kata.
- Tempat balasan hendaknya berupa garis lurus (bukan titik-titik). Tanda titik-titik sanggup mengaburkan pengertian pemeriksanya. Misal lantaran ada tanda titik sanggup mengaburkan pandangan pemeriksa, sehingga dikira aksara “I” atau lainnya.
- Hindarilah pernyataan yang memakai kata-kata yang eksklusif mengutip dan uraian materi buku pelajaran.
- Pertanyaan hanya ada satu balasan yang benar. Hal inl perlu diperhatikan lantaran seringkali siswa memperlihatkan interpretasi pertanyaan yang sama sekali tidak diduga dan dimaksudkan oleh penulis soal. Cara mengatasinya semua kemungkinan balasan harus didaftar dicantumkan dalam kunci pemeriksaan.
- Tempat balasan yang dikosongkan harus sama panjangnya dan ditempatkan sehabis pertanyaan.
- Jika balasan yang dikehendaki yaitu menuntut satuan urutan, maka ungkapkanlah secara rinci di dalam pertanyaan.
c. Bahasa/budaya
- Gunakanlah pertanyaan yang menuntut balasan singkat, contohnya memakai kata tanya siapa, kapan, berapa, di mana.
- Bahasa soal harus komunikatif dan diadaptasi dengan jenjang pendidikan siswa.
- Gunakan bahasa Indonesia baku.
- Soal tidak memakai bahasa yang berlaku setempat/tabu.